Komentar: Larangan produk CBD Hong Kong menandakan era pasca-COVID yang ketat saat kota dibuka kembali

Komentar: Larangan produk CBD Hong Kong menandakan era pasca-COVID yang ketat saat kota dibuka kembali

Node Sumber: 1992242

TINDAKAN ASIA TERHADAP CBD

Larangan total Hong Kong terjadi karena CBD dengan cepat mendapatkan popularitas di seluruh dunia karena sifatnya yang menenangkan dan analgesik. Bahkan beberapa negara di Asia, kawasan yang terkenal dengan sikap nol toleransi terhadap narkoba, mulai mengubah sikapnya. Korea Selatan melegalkan mariyuana medis pada tahun 2018, tetapi dalam kondisi yang ketat, sementara Jepang mengincar rencana serupa untuk pasien dengan kondisi yang tidak dapat disembuhkan.

Perubahan terbesar terjadi Thailand, yang tahun lalu menjadi negara Asia pertama yang mendekriminalisasi ganja. Meski ketidakpastian politik dan hukum masih membayangi masa depan industri di sana, bisnis ganja sudah bermunculan di seluruh negeri, dan orang asing berbondong-bondong ke sana untuk mengunjungi apotik dan membeli produk seperti minyak goreng dan minyak pijat.

Yang pasti, Hong Kong bukan satu-satunya tempat di kawasan ini yang melarang CBD, sementara perdagangan narkoba di negara-negara seperti Singapura dan Malaysia dapat dihukum mati. Dan ada beberapa bukti dari AS bahwa melegalkan CBD bisa menjadi lereng yang licin.

Ketersediaan yang mudah di sana dan tambal sulam undang-undang negara bagian demi negara bagian yang mengizinkan THC telah menyebabkan ledakan peniru murahan yang terbuat dari rami dan CBD dengan konsekuensi kesehatan yang tidak diketahui. Namun, sebelum pelarangan, kota itu setidaknya tampak terbuka ke industri peluang keuangan.

Pada tahun 2018, sebuah ruang serbaguna di W Hotel tepi laut di Kowloon Barat dipenuhi dengan kegembiraan saat konferensi investasi ganja pertama di Hong Kong dimulai. Satu hari…

Tautan Penulis Asli klik di sini untuk membaca cerita lengkap ..

Stempel Waktu:

Lebih dari Sambungan MMP