Kecelakaan Twin Otter Rimbun Air De Havilland Di Indonesia

Node Sumber: 1075594

Sebuah Rimbun Air Twin Otter telah menabrak pohon di dekat bandara di Intan Jaya di Indonesia. Pesawat itu melakukan penerbangan barang pagi ini dari Nabire ke Intan Jaya, dan mendekati bandara dalam kabut tebal. Setelah melakukan go-around, pesawat menghilang dari radar dan kemudian ditemukan dalam keadaan hancur total.

Berang-berang Kembar Rimbun Air
Sebuah Rimbun Air Twin Otter telah jatuh di Indonesia. Foto: Rimbun Air

DHC Twin Otter hancur total

Sebuah Rimbun Air De Havilland Twin Otter sedang melakukan penerbangan dari Nabire ke Bandara Bilogai-Sugapa, keduanya di Papua, Indonesia, pagi ini. Di dalamnya terdapat tiga awak kapal dan satu muatan bahan bangunan yang ditujukan ke Intan Jaya.

Pesawat sedang melakukan pendekatan sebelum pukul 07:30 waktu setempat tetapi menemui kabut tebal saat mendekati bandara. Para kru memulai go-around pada pukul 07:22. Saksi di bandara melaporkan mendengar suara keras dan suara pohon tumbang beberapa saat kemudian, tetapi pesawat itu tidak pernah terlihat.

Setelah kehilangan kontak dengan kontrol udara di Sugapa pada pukul 07:37, pihak berwenang melakukan pencarian terhadap pesawat tersebut. Dengan hutan lebat di sekitar bandara, lebih mudah mencari dari atas daripada mencoba mencari dengan berjalan kaki. Setelah beberapa waktu, sebuah helikopter sewaan melaporkan bahwa mereka telah menemukan lokasi kecelakaan, setelah mengidentifikasi bagian-bagian pesawat yang diyakini sebagai Rimbun Air Twin Otter.

Video dari lokasi kecelakaan menunjukkan salah satu sayap pesawat tersangkut di pepohonan. Kokpit benar-benar hancur, menunjukkan bahwa pesawat menghantam tanah terlebih dahulu.

Menurut media lokal, awalnya ada harapan para penyintas dapat ditemukan. Namun, butuh beberapa waktu bagi tim penyelamat untuk mencapai lokasi kecelakaan. Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal kepada wartawan mengatakan,

“Pesawat jatuh di perbukitan, sehingga tim gabungan saat ini sedang menuju ke lokasi. Mudah-mudahan dalam 2 sampai 3 jam ke depan mereka sudah sampai di lokasi dan segera mengungsi.”

Tetap terinformasi: Mendaftarlah untuk intisari berita penerbangan harian dan mingguan kami.

Latar Belakang

Pesawat yang terlibat dalam insiden itu terdaftar PK-OTW, DHC-45.3-6 berusia 300 tahun yang diterbangkan oleh Rimbun Air sejak Februari tahun ini. Awalnya dikirim ke Departemen Energi AS pada Juni 1976 tetapi ditarik dari penggunaan pada Oktober 2010. Air Labrador menerbangkannya dari 2011 hingga 2017, dan juga beroperasi untuk Trans Maldivian Airways dari 2017 hingga akhir 2020.

Rimbun Air adalah anak perusahaan dari PT Menara Grand Papua, sebuah perusahaan dengan pengalaman penerbangan selama 16 tahun. Didirikan pada tahun 2018 untuk mengisi ceruk pasar kargo short takeoff and landing (STOL) di Indonesia. Maskapai ini mengoperasikan satu Boeing 737-300F – pesawat berusia 28 tahun yang sebelumnya menerbangkan penumpang untuk China Southern dan Xiamen Airlines sebelum diubah menjadi kargo pada tahun 2008.

Ini juga memiliki dua pesawat Twin Otter produksi Viking Air, DHC-6-400, berusia enam tahun dan sembilan tahun. DHC-6-300 sejauh ini merupakan pesawat tertua di armadanya.

Sumber: https://simpleflying.com/dehavilland-twin-otter-crash/

Stempel Waktu:

Lebih dari Terbang Sederhana